(biseks)pengalaman sensasional

Satu lagi pengalamanku yang kutuangkan dalam tulisan, mungkin ini adalah kejadian yang umum, tetapi bagiku.. Ini adalah pengalaman yang sensasional dan terjadi pada masa sekarang. Dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.. Sengaja nama pelaku aku samarkan, kecuali namaku.

Dalam posisiku sebagai sekretaris sekarang ini, maka hubungan dengan relasi tidak bisa aku hindari.. Tugas entertaint selalu diberikan kepadaku, mungkin bos ku tahu benar bagaimana memanfaatkan kecantikanku didalam menghadapi klien atau relasinya, hingga akhirnya aku berkenalan.. Sebut saja namanya Mas Andy.. Seorang eksekutif muda.. Usianya kira-kira 30 tahun, tinggi 175 cm dengan bentuk tubuh proposional. Mas Andy ini sudah berkeluarga dan punya 2 putra, dalam sehari bisa 3-4 kali Mas Andy menghubungiku via telepon..

Dari membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan bisnis sampai ke permasalahan rumah tangganya.. Hingga akhirnya aku mendengarkan pengakuan dari Mas Andy, ternyata dia seorang bisexual.. Gila..? Memang gila.. Tetapi aku malah antusias mendengarkan ceritanya, dan menurut pengakuannya.. Sekarang ini dia juga jalan dengan salah satu karyawannya.. Dan mereka telah jalan 1 tahun lamanya tanpa sepengetahuan siapa-apa.. Kecuali aku..

Sejak pengakuannya itu.. Mas Andy sering menelponku.. Dan apabila pembicaraan sudah menyinggung hubungan dengan karyawannya itu.. Aku tidak sungkan untuk mengodanya, kata.. Wah.. Asyik nih main pedang.. Atau gimana sih Mas ML nya.. Candaku selalu dijawab dengan tertawa saja oleh Mas Andy.

Hari itu adalah hari jumat, dan seperti biasa Mas Andy kembali menghubungiku via telepon.

"Hallo.. Selamat sore Nia" serunya.
"Oh.. Mas Andy.. Selamat sore juga Mas" sahutku.
"Apa nih acaranya nanti malam?"
"Wah.. enggak ada acara nih Mas"
"Gimana kalau nanti malam kita jalan.. Nanti kukenalkan temanku" seru Mas Andy lagi.

Aku tahu yang dimaksud "temannya" itu adalah teman jalannya, dan memang akupun penasaran seperti apasih teman Mas Andy itu.

"Boleh aja Mas" jawabku.
"Oke.. Nanti aku jemput jam 8 malam yaa" serunya lagi.

Jam 19.30 aku sudah berdandan rapih, aku memakai t'shirt dan jeans ketat, dibalik itu aku memakai bra dan g-string berwarna pink.. Warna favoritku, rambut hitamku yang panjang kubiarkan terurai kebelakang, dan benar.. Tepat jam 20.00 Mas Andy datang menjemputku, aku pun langsung masuk ke dalam mobilnya dan duduk di depan.

"Wah.. Malam ini kamu cantik sekali Nia" puji Mas Andy, aku hanya tersenyum saja, lalu.
"Nia.. Kenalkan temanku" seru Mas Andy.

Ternyata dibangku belakang duduk seorang laki-laki, aku pun menoleh sembari mengulurkan tanganku.

"Nia.. "sahutku,
"Joni.." sahut pria itu sembari menjabat tanganku.

Mhmm.. Ternyata yang namanya Joni ini macho juga.. pikirku. Selama perjalanan kami banyak ngobrol, dan dari pembicaraannya aku tahu kalau usia Joni ini sepantaran dengan aku yaitu 24 tahun, dan dia berasal dari daerah.. Dikota ini dia mengontrak rumah dan tinggal sendirian.

Malam itu kami habiskan dengan duduk-duduk dan ngobrol di sebuah cafe.. Dan aku merasa geli juga melihat tingkah laku Mas Andy dan Joni.. kadang-kadang dalam tawa canda mereka.. Suka saling pandang dan sekali-kali saling berpegangan tangan layaknya seperti dua orang kekasih.. Apalagi sedari tadi tidak henti-hentinya mereka berdua memesan draft beer.. Minuman ringan kata mereka.. Sementara aku hanya memesan long island.. Minuman ringan juga.. menurutku?

Jam sudah menunjukkan pukul 23.00 ketika kami keluar dari cafe itu, tampak sekali Mas Andy dan Joni sudah mulai dipengaruhi alkohol, sedangkan aku.. kepalaku mulai rada-rada pusing.. Karena pengaruh alkohol juga. Dari situ kita pergi ketempat Joni.. Jelas maksud Mas Andy adalah mendrop Joni terlebih dahulu, tetapi ternyata kamipun mampir ditempat Joni.. Dan aku menurut saja ketika disuruh turun.. Masuk ke dalam rumah Joni, akupun duduk diruang tamu.. Sementara Mas Andy dan Joni masuk ke dalam.. Aku tidak tahu apa yang mereka lakukan didalam..

Tetapi menunggu adalah pekerjaan yang paling menyebalkan.. Apalagi pengaruh alkohol sudah memenuhi kepalaku, aku pun berjalan ke dalam.. Menuju kesebuah kamar yang tidak tertutup.. Tampak cahaya lampu terang dari dalam kamar itu, ketika aku melihat ke dalam.. Terkejutlah aku.. Tampak Mas Andy dan Joni sedang.. berdiri ditengah kamar.. Dan berciuman.. Hah! Mas Andy hanya mengenakan jelana jeansnya.. Sementara kaosnya sudah entah kemana.. Dan Joni dia hanya memakai celana kolor saja..

Aku hanya berdiri bengong diambang pintu.. Melihat adegan itu.. Tampak mereka sangat ganas sekali berciuman.. Joni lebih sedikit agresif.. Dia berusaha melepas celana jeans Mas Andy hingga akhirnya terlepas lalu celana kolor Mas Andy pun dilepasnya.. Maka tampaklah batang kemaluan Mas Andy yang.. Besar dan tegang itu.. Ohh, segera Joni mencekal batang kemaluan Mas Andy itu lalu dikocok-kocoknya dengan tangan kanannya.. Setelah itu Jonipun berjongkok dihadapan Mas Andy.. Dan.. Astagaa..

Dengan ganas Joni mengisap batang kemaluan Mas Andy itu.. Woowww.. Sungguh indah sekali pemandangan di depanku itu.. Tampak batang kemaluan Mas Andy langsung dihisap oleh Joni.. Dijilat-jilat kepalanya terus dihisap lagi.. Joni mengerakkan kepalanya maju mundur sehingga tampak batang kemaluan Mas Andy keluar masuk mulut Joni.. Melihat itu semua membuat pikiranku jadi kacau.. Tetapi aku tidak mau berkedip sekalipun melihat itu..

Tiba-tiba Mas Andy menoleh kepadaku.. Dan tersenyum..

"Nia.. Jangan bengong aja.. Ayo masuk kesini" serunya.

Aku sempat terkejut.. Tetapi akupun berhasil menguasai diriku.. Lalu aku membalas senyum Mas Andy itu.. Dan.. Aku melangkah masuk ke dalam.. Duduk ditepian ranjang, dan memperhatikan adegan itu tanpa berkedip.. Maklum.. Aku suka banget melihatnya, kemudian Mas Andy menyuruh Joni duduk disampingku.. Dan dia berlutut dilantai diantara kedua kaki Joni.. Ditariknya celana kolor Joni itu hingga terlepas.. Tampak olehku batang kemaluan Joni.. yang berdiri tegak itu.. Tidak terlalu besar jika dibanding milik Mas Andy.. Tapi mengairahkan juga.. Oohh..

Dengan rakus Mas Andy langung memasukkan batang kemaluan Joni ke dalam mulutnya.. Dijilatinya.. Dari kepala sampai kebiji pelirnya.. Ohh indahnya.. Diam-diam akupun terangsang hebat.. Sementara Joni hanya mengelinjang keenakan dengan mata setengah terpejam.. Lalu Mas Andy mengangkat kedua paha Joni dan ditekuknya ke atas.. Lalu dia menjilati bagian bawah biji pelir Joni.. Tampak tubuh Joni tersentak-sentak keenakan.. Gilaa.. Aku hanya duduk menonton adegan itu.. Sungguh mengairahkan..

"Hayoo.. Nia.. Ikutan" seru Mas Andy.

Aku hanya tersenyum saja.. Tapi gairahku.. Ohh.. Aku sudah tidak tahan lagi, akhirnya akupun mendekatkan kepalaku ke batang kemaluan Joni itu.. Tercium aroma khas.. Penis laki-laki, kemudian kujuiurkan lidahku menjilati batang kemaluan Joni.. Aaahh.. Nikmatnya.. Kukulum batang kemaluan Joni hingga.

"Aahh.. Nggkk.. Uuhh.." terdengar erangan Joni..

Rupanya hal itu membuat Mas Andy kepingin batang kemaluannya dioral olehku, lalu dia berlutut ditepi ranjang dan menyodorkan batang kemaluannya hingga menyentuh pipiku.. Gilaa.. Aku tidak mau menyia-nyiakan itu.. Segera kukulum kepala batang kemaluan Mas Andy..

"Iyaa.. Iyaa.. Oohh" terdengar desisan Mas Andy..

Kukulum dan kujilati kedua batang kemaluan itu secara bergantian, dari sudut mataku.. Aku melihat Mas Andy memperhatikan perbuatanku itu demikian juga Joni.

Lama kuoral kedua batang kemaluan mereka, kemudian Joni merubah posisinya.. Ia menungging ditepian ranjang.. Sementara Mas Andy mengambil sesuatu dari atas meja.. Akupun sadar apa yang akan mereka lakukan, rupanya permainan akan segera dimulai.. pikirku, tampak Mas Andy mengolesi batang kemaluannya dengan cream yang ia tuangkan dari botol, dan aku pun segera beraksi.. Kujilati anus Joni yang ditumbuhi bulu-bulu.. itu.. Terasa beberapa kali tubuh Joni tersentak-sentak karena nikmat.. Kucolok-colok ujung lidahku ke dalam..

"Aaahkk.. Ooh.. Nggkk.."

Joni mengerang keenakan.. Lalu Mas Andy menyerahkan botol cream itu padaku.. Kutuang isinya ketelapak tanganku.. Lalu kuolesi ke sekitar anus Joni.. Sembari sekali-kali kususupkan telunjukku ke dalam lobang pantat Joni itu.. Setelah itu Mas Andy berdiri dibelakang bokong Joni dan segera mengarahkan batang kemaluannya ke lobang pantat Joni.. Akupun tidak tinggal diam.. Kubuka belahan pantat Joni.. Hingga tampak lobang anus Joni merekah.. Dan.. Bless.. Perlahan tapi pasti.. Batang kemaluan Mas Andy masuk ke dalam..

"oohh.. Nggkk.. Aahh" erang Joni..

Setelah itu tampak gerakan erotis pinggul Mas Andy maju-mundur.. Akupun turun dari ranjang sembari memperhatikan adegan itu.. Ohh.. Sangat.. Sangat sensasional.. Dan tanpa sepengetahuan mereka.. Aku mulai melepas pakaianku.. Hingga telanjang bulat..

Kemudian kupeluk tubuh Mas Andy dari belakang sehingga kedua buah dadaku menyentuh punggungnya.. Dan kedua tanganku pun melingkar di dadanya.. Kutempelkan perutku dan pinggulku ke tubuh bagian belakang Mas Andy..

"Aahh.. Nggkk.. " terdengar desisan Mas Andy..

Dalam posisi demikian.. Pinggulku pun kugerak-gerakan maju mundur mengikuti gerakan Mas Andy.. Aahh.. nikmatnya, kuciumi tengkuk Mas Andy dari belakang.. Aku benar-benar lost kontrol.. Rupanya Mas Andy tahu.. kegelisahanku.. Iapun mengulurkan tangan kanannya kebelakang dan langsung meraba kemaluanku.. Kurenggangkan pahaku agar tangan Mas Andy leluasa meraba-raba kemaluanku.. Aaahh.. Ohh.. Aku merintih.. Nikmat ketika jari-jari Mas Andy menyodok-nyodok liang kemaluanku.. Akupun segera mendekap semakin erat tubuh Mas Andy dari belakang dengan tetap mengikuti irama pergerakan pinggulnya.

"Kamu mau Nia.." bisik Mas Andy.
"Ooh.. Iya.. Mas.. Iya" sahutku.
"Naik deh ke atas ranjang" serunya lagi.

Akupun segera naik ke atas ranjang, dan menungging ditepian ranjang disamping Joni.. menanti dengan pasrah.. Lalu

"Mau dimasukin kemana Nia..?" tanya Mas Andy.
"Terserah mass" sahutku pelan.

Ternyata Mas Andy memilih kemaluanku..

"Aah.. Oohh.. Aaghhkk" rintihku ketika terasa batang kemaluan Mas Andy yang masih berlumuran cream masuk ke dalam liang vaginaku.. Aku benar-benar merasakan nikmat.. Lalu Joni yang masih menungging disampingku menoleh padaku.. Akupun menoleh padanya lalu ia menjulurkan lidahnya.. Akupun segera menjilati lidah Joni dengan lidahku, akhirnya bibir kami bertautan.. Oohh.. Nikmatnya..

Setelah agak lama.. Akhirnya kami ganti posisi.. Joni terlentang diatas ranjang dan aku naik ke atas tubuhnya.. Perlahan-lahan aku memasukan batang kemaluan Joni ke dalam liang vaginaku.. Oohh.. Aaahh.. Nikmatnya.. Setelah itu aku menekuk kedua lututku kedepan sehingga dari belakang Mas Andy bebas memasukan batang kemaluannya ke dalam lobang pantatku..

Nggkk.. Aaahh.. Terasa seret.. Tapi peralahan-lahan.. Amblas juga seluruh batang kemaluan Mas Andy ke dalam lobang pantatku.. Gillaa.. Gilaa.. Nikmat.. Sekali.. Ohh.. Susah aku menuliskan apa yang aku rasakan tetapi.. Sungguh sensasi sekali.. Apalagi Joni.. Dia tidak tinggal diam.. Dengan rakusnya Joni mengisap-isap kedua puting payudaraku bergantian.. Oohh.. Sungguh.. Saat itu aku tidak mau permainan kami berakhir.. Dan walaupun aku sudah dua kali klimaks tetapi.. Aku tidak mau.. Permainan ini berakhir..

Akupun segera mengambil inisiatif. Aku minta agar posisi diubah.. Mas Andy terlentang diatas ranjang.. Sementara aku terlentang diatas tubuh Mas Andy, dan tetap batang kemaluan Mas Andy didalam anusku.. Dan Joni.. Telungkup diatas tubuhku dengan batang kemaluannya tertancap didalam vaginaku.. Oohh.. Nikmaatt..

Setiap gerakan yang mereka lakukan membuat tubuhku mengejang-ngejang menahan nikmat, apalagi tangan Mas Andy tak henti-hentinya meremas-remas payudaraku.. Ooh.. Aahh.. Ruaarr biassaa..

Lalu aku menekuk kedua lututku ke atas dan kedua kakiku segera merangkul pinggang Joni.. Nikmat sekali.. Apalagi Joni juga aktif menciumi bibirku, leherku dan seluruh wajahku dijilatinya, aku hanya bisa memejamkan mataku.. Menikmati kenikmatan yang tiada taranya ini, perlahan tapi pasti.. Joni mulai mempercepat gerakkannya, sementara pinggul Mas Andypun tidak mau diam, dia menghentak-hentakkan pinggulnya ke atas sehingga batang kemaluannya keluar masuk lobang pantatku. Ooohh.. Enak sekali, hingga akhirnya.

"Aaggkk.. Aku.. Mau keluar.. Aku mau keluar" erang Joni.
"Saya juga.. Oohh.. Aaakk.." erang Mas Andy juga.

Gilaa.. Aku tidak mau.. Tidak mau permainan ini berakhir, aku pun menjadi egois sekali..

"Jangan.. Jangan dulu Mas.. Nanti aja.. Ohh" seruku dengan nafas memburu.
"Kenapa.. Nia.. Nggkk.. Kamu belum puas..?" bisik Mas Andy.
"Jangan dulu.. Mas.. Biar kuminum sperma kalian.." seruku.

Gilaa.. Akupun tidak sadar mengucapkan kata-kata itu.. Tapi jujur.. Aku kepingin sekali.. Karena belum 100% puas jika belum menelan sperma mereka.

Lalu akupun duduk ditepi ranjang sementara mereka berdua berdiri dengan masing-masing batang kemaluan mengarah ke bibirku.. Kukocok-kocok batang kemaluan mereka dengan kedua tanganku.. Sementara lidahku menjilati kesana-kemari.. Kuisap dan kukulum kedua batang kemaluan itu secara bergantian dan..

"Aaaggkk.. Nggkk.. Aarrgghhkk.." tiba-tiba terdengar suara erangan Mas Andy.

Aku segera membuka mulutku dan.. Crott.. Croott.. Keluarlah sperma Mas Andy yang segera masuk ke dalam mulutku.. Nikmatt.. Sekali.. Dan kujulurkan lidahku menjilati lobang kencing Mas Andy.. Aku tidak mau kehilangan setetespun sperma Mas Andy itu.

Beberapa detik kemudian Joni.. Dia mengerang panjang juga.. Walau mulutku masih penuh sperma Mas Andy.. Akupun siap menerima muncratan sperma Joni.. Kumasukan kepala batang kemaluan Joni itu ke dalam mulutku, dan.. Crot.. Crot tersemburlah sperma Joni didalam mulutku.. Ohh.. Banyak.. Sekali.. Sampai beberapa kali aku harus menelannya..

Akhirnya kami bertigapun rebah diatas ranjang.. Peluh membasahi tubuh kami..

"Nia.. Nia.. Tidak disangka.. Kamu luar biasa.." seru Mas Andy.
"Benar.. Kamu hebat Nia" tambah Joni, dan aku hanya tersenyum saja.
"Kalian juga aneh.. Tapi hebat" seruku.
"Tapi ada satu permintaanku Mas.." tambahku.
"Apa tuh Nia.." tanya Mas Andy.
"Aku mau kita komitment.. Hanya sebatas ini saja.. Oke?" seruku.
"Iya dong Nia.. Aku kan punya isteri.. Dan kamu juga.. Ada tunangan kamu" sahut Mas Andy.

Akupun tersenyum puas.. Dan tanpa sadar aku melirik ke jam didinding.. Gilaa.. Sudah jam 2 pagi. Dan benar.. Mas Andy benar-benar memegang komitmentnya, setelah kejadian itu dia tetap sopan kepadaku, dan tidak sekalipun dia menyinggung-nyinggung kejadian itu, dan aku.. Akupun demikian.. Nothing happened beetwen us..

E N D





(masturbasi) Vita:masturbasi pertamaku

Nama asli saya bukan Vita, tetapi karena Arthur sudah memakai nick name itu untuk saya, ya saya tetap pakai nama Vita saja. Tinggi saya 168 cm, putih, rambut sebahu, dan sejak SMP orang-orang bilang saya mirip sekali dengan peragawati Donna Harun. Awalnya saya bangga dibilang begitu karena mirip peragawati tetapi lama kelamaan saya menjadi segan.

Pernah bulan lalu, mungkin karena saking miripnya dengan si Donna, seorang wartawan Infotainment melihat saya sedang Jalan-jalan di Plaza Senayan dan ia langsung menghampiri saya dan menanyakan sesuatu tentang fashion. Saya awalnya terheran-heran tetapi langsung saya bilang, “Salah orang, Mas!” hehehe..

*****

Saya suka sekali masturbasi. Sejak SMP gairah seks saya tinggi sekali. Tetapi saya bisa meredam gejolak seks saya. Saya dibesarkan di lingkungan keluarga yang taat beragama. Pertama kali masturbasi terjadi ketika saya sudah lulus SMP. Waktu itu saya dan teman-teman (laki dan perempuan) sedang nongkrong di rumah teman setelah seharian mengurus STTB.

Si Harry datang dan membawa sebuah kaset video porno dan langsung menyetel film itu di rumah temanku. Kami semua langsung menonton. Saya sendiri baru pertama kali menonton film porno dan ada perasaan jijik dan bergairah. Setelah selesai menonton film, kami pun pulang ke rumah. Karena saya membawa mobil sendiri, saya mengantar Harry dan 3 orang teman ke halte bis terdekat.

Setiba di rumah, saya memarkir mobil di garasi lalu sebelum keluar dari mobil perhatian saya tertuju pada kaset video yang tergeletak di jok mobil bagian belakang. Rupanya kaset itu terjatuh dari tas Harry. Segera saya masukkan video itu ke tas saya lalu saya langsung masuk kamar. Saat itu sudah jam 21:30, kedua orang tuaku sudah tidur.

Saya bergegas mandi lalu mengganti baju. Setelah itu dengan deg-degan, saya memutar film porno itu di kamar saya karena kebetulan saya punya TV dan video player sendiri. Dengan penuh minat, saya perhatikan adegan-adegan ML, saya perhatikan bentuk kelamin pria dan wanita. Saya bisa lebih santai melihatnya dibandingkan tadi sore karena malu apabila terlihat terlalu serius.

Ada satu adegan dimana si wanita sedang rebahan di tempat tidur dalam keadaan telanjang. Si wanita memainkan jarinya di selangkangan dan payudaranya sambil mendesah dengan penuh nikmat. Saya menjadi penasaran untuk mencoba. Saya selipkan tangan kananku ke dalam celana dalamku lalu meraba vagina. Saya tidak merasakan kenikmatan. Kemudian saya perhatikan si wanita itu membuka bibir vaginanya. Saya lalu mencoba membuka bibir vaginaku dengan jari telunjuk dan jari tengah lalu tangan kiriku mulai mengusap vaginaku. Sontak tubuhku langsung seperti disetrum.

Saya merasakan sebuah kenikmatan yang luar biasa. Saya mencoba memainkan klitoris. Saya elus, putar dan pilin. Oh nikmatnya! Nafas saya mulai mendesah-desah kenikmatan seperti si wanita itu. Akhirnya saya langsung membuka semua bajuku dan tidur telanjang bulat di tempat tidur. Kembali tangan kananku memainkan klitoris sedangkan tangan kiriku meremas-remas payudaraku yang saat itu berukuran 34A. Rasanya seperti mengawang di surga. Nikmatnya tiada tara.

Saya mulai mempercepat gerakan jariku di klitoris, semakin cepat hingga akhirnya tubuhku seperti kembali disengat listrik. Tubuhku mengejang. Ada rasa lega yang tidak bisa saya lukiskan. Vagina dan selangkanganku basah dengan cairan. Saya merasakan si wanita di film itu juga merasakan hal yang sama dengan saya. Si wanita itu menjilat jarinya yang basah oleh cairan dari vaginanya. Saya mencoba menjilat jariku, rasanya sedikit asin. Setelah masturbasi pertama itu, saya tertidur dengan nyenyak. Sekitar jam 3 pagi, saya terbangun dan kembali hasrat seks saya bangkit kembali dan saya kembali bermasturbasi.

Semenjak itu, saya senang sekali bermasturbasi hingga saya pertama kali ML seperti yang sudah diceritakan dalam “Arthur: Vita & Seks Pertama”. Umumnya saya masturbasi hanya dengan tangan. Saya mencoba memakai ketimun tetapi kurang bisa saya nikmati karena terasa aneh di vaginaku.

Pada waktu saya kelas 1 SMA di tahun 1990, ada sebuah long weekend karena ada hari libur nasional yang jatuh pada hari Sabtu. Orang tua saya meminta saya untuk menemani mereka ke Singapore untuk check up. Akhirnya berangkatlah kita bertiga ke Singapore. Kami menginap di hotel Mandarin dan orang tua saya check up di Rumah Sakit Mount Elizabeth. Orang tua saya perlu melakukan beberapa tes kesehatan yang bisa memakan waktu beberapa jam.

Daripada bosan menunggu di rumah sakit, saya minta ijin untuk Jalan-jalan ke Orchard Road dan nanti janjian ketemu di hotel. Di sepanjang Orchard Road, saya keluar masuk toko-toko hingga saya menjumpai sebuah toko kecil yang menjual peralatan-peralatan untuk seks. Saya baru pertama kali melihat toko itu dan dengan terheran-heran saya masuk ke dalam.

Berbagai macam kondom dijual dan dipajang di rak-rak. Buku-buku seputar seks bahkan dildo juga dijual. Dildo adalah penis tiruan terbuat dari karet yang dipakai wanita untuk masturbasi. Bentuknya bermacam-macam. Ada dildo yang dibuat mirip sekali dengan penis, ada dildo yang dibuat berbentuk tabung oval stainless steel, bahkan ada juga dildo yang dibuat bercabang sehingga si wanita bisa memasukkannya ke dalam vagina dan anusnya secara bersamaan. Awalnya saya mau nekat membeli dildo yang bercabang tetapi saya urungkan niat itu dan saya pilih dildo yang mirip penis asli.

Saya berjalan menuju kasir. Di sebelah saya ada seorang pria tinggi dan tegap dengan potongan rambut cepak. Ia berkata kepadaku..

“Jangan lupa beli jel pelumas karena nanti bisa lecet” seraya menunjuk ke botol yang dipajang dirak.

Sambil tersenyum malu, saya menghampiri rak botol jel pelumas dan mengambil satu.

“Kamu orang Indonesia ya?” kata pria itu dalam bahasa inggris.
“Iya, kok tau?” saya membalas dengan bahasa inggris.
“Banyak orang Indonesia disini, saya bisa membedakannya. Nama saya Richard Chen”
“Saya Vita”

Richard membayar ke kasir satu kotak kondom lalu saya kemudian membayar dildo dan botol jel. Selesai membayar, Richard memberikan kartu namanya padaku dan berkata.

“Kalau anda perlu bantuan dalam memakai barang itu, saya bersedia membantu”
“Nanti saya pikirkan” kata saya sambil menerima kartu namanya. Setelah itu kami berpisah.

Dengan tergesa-gesa saya berjalan kembali ke Hotel Mandarin. Setiba di kamar (saya tidur di kamar sendiri), saya langsung membuka bungkusan dildo dan botol jel. Kemudian saya membuka seluruh bajuku dan telanjang bulat di tempat tidur membaca petunjuk pemakaian yang tertera di kotak dildo. Saya memperhatikan dengan seksama dildo itu. Memang sangat mirip dengan penis asli. Bentuknya cukup besar sekitar 30 cm, diameter 4cm dan berwarna coklat muda. Saya berpikir apakah ini muat dalam vagina saya? Mari kita coba!

Saya merebahkan diri di tempat tidur lalu membuka lebar kakiku kemudian dildo saya arahkan ke vaginaku. Tak lupa saya oleskan jel pelumas di seluruh dildo kemudian saya mulai masukkan dengan perlahan ke vagina. Awalnya agak seret tetapi dengan sabar saya masukkan hingga mentok diujung vagina. Setelah itu saya mulai tarik lagi keluar.

Saya menikmati setiap senti dari dildo yang masuk dalam vaginaku. Mataku terpejam menikmati sensasi ini. Setelah dildonya keluar semua, kembali saya masukkan dan kali ini lebih cepat. Akhirnya vagina saya sudah terbiasa dengan dildo itu sehingga saya bisa mengocok dildo dengan cepat. Nafas saya memburu dengan cepat. Keringat saya mengucur disekujur tubuhku. Payudara kuremas-remas sembari mengocok dildo di vagina.

Ada sekitar lima menit saya memainkan dildo itu dalam vaginaku hingga saya orgasme pertama. Setelah itu saya membalikkan badan dalam posisi menungging dan memasukkan dildo dari arah belakang. Saya melihat bayangan tubuhku di cermin yang digantung di atas meja. Saya merasa seksi sekali. Mulutku terbuka lebar dan mataku setengah terpejam menikmati dildo yang dimasukkan ke vaginaku dari arah belakang.

Saya merapatkan kedua belah kakiku hingga dildo itu rasanya bisa saya tekan dengan kuat dengan otot selangkanganku. Payudaraku yang bergelantungan tampak bergoyang-goyang mengikuti irama gerakanku. Beberapa menit kemudian, kembali saya orgasme. Saya langsung roboh ke kasur. Tubuhku basah oleh keringat. Cairan vaginaku membasahi sedikit sprei tempat tidur. Saya beristirahat sejenak sementara dildo itu masih di dalam vaginaku.

Saya lalu mendapat ide baru. Saya mengeluarkan dildo itu dari vagina lalu saya mengambil kursi. Kursi itu mempunyai sandaran yang dibuat dari beberapa kayu yang tegak lurus dan ada jarak dari antara satu kayu ke kayu lain. Saya selipkan dildo itu di antara kayu itu. Karena ukuran dildo yang besar, maka dildo itu bisa diselipkan dan tidak bergoyang sama sekali. Dildo itu mengacung membelakangi kursi. Saya lalu menggeser kursi itu ke arah meja rias. Lalu saya menungging bertopang pada meja rias sedangkan vagina kuarahkan pada dildo.

Saya melihat posisiku yang cukup lucu karena saya berada dalam posisi doggy style dan dildo itu ditopang dalam sandaran kursi. Lalu mulai kembali saya perlahan memaju mundurkan pantatku. Dildo bisa masuk dengan baik dan kursinya sendiri tidak bisa bergeser kemana-mana karena tertahan oleh tempat tidur. Saya mulai mempercepat irama gerakanku. Gairah seksku seperti tiada hentinya bergelora dalam diriku. Sepertinya dildo ini bisa memahami keinginan seksku yang tinggi.

Berkali-kali saya hunjamkan dildo itu ke dalam vaginaku. Vaginaku terasa berdenyut-denyut menerima sensasi seks yang diterima dari dildo itu. Nafasku tersengal-sengal. Rambutku berantakan dan keringat kembali bercucuran di dadaku. Saya meremas kedua belah payudaraku dengan gemas sembari terus memacu vaginaku dalam dildo itu. Saya ingat waktu itu dalam tempo waktu 15 menit bersetubuh dengan dildo dalam posisi tersebut, saya orgasme kurang lebih 6 kali.

Akhirnya saya berhenti karena kecapaian. Saya melepaskan dildo itu dari vaginaku dan mencopotnya dari sandaran kursi. Saya membaringkan tubuhku yang lunglai di tempat tidur lalu tertidur selama 1 jam. Begitu terbangun, saya langsung buru-buru membereskan kamarku dan membuang bungkusan dildo dan jel pelumas. Dildo itu sendiri saya cuci lalu saya bungkus didalam kaos beserta botol jel pelumas supaya tidak ketahuan ibuku.

Saya melihat kartu nama si Richard di tasku. Sempat terlintas ide untuk menelepon dia dan siapa tahu bisa diajak bersetubuh. Tetapi saya urungkan niat itu karena beresiko tinggi ketahuan orang tua. Lagipula saat ini saya sedang senang bermain-main dengan dildo baruku.

Hingga sekarang, saya sudah memiliki tiga buah dildo. Yang pertama adalah dildo pertama yang saya beli di Singapore, kemudian dildo yang model bercabang dan ketiga dildo yang bisa bergetar sendiri memakai baterai. Kedua dildo itu saya beli di Amerika. Tamat



masturbasi

Pengalaman Pertama Bermasturbasi

Sebelum aku mengisahkan tentang pengalaman pertamaku bermain sex dengan pasangan, ada baiknya aku ceritakan dulu pengalaman pertamaku bermain sex solo atau bermasturbasi, karena jauh hari sebelum aku melakukan hubungan sex, aku sudah sering melakukan masturbasi.

Aku sejak kecil memang sudah tidak suka dan tidak pernah mau memakai BH. Kebiasaan ini berlanjut hingga kini. Hal ini tentu membuat kedua orang tuaku jadi kelabakan. Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, aku hanya memakai kaos singlet di dalam hem seragam sekolahku. Mungkin kebiasaan memakai singlet sejak kecil inilah yang membuatku hingga saat ini lebih leluasa memakai T Shirt yang lebih mirip singlet itu.
Demikian pula saat aku duduk di bangku SMU, aku juga hanya memakai kaos singlet di dalam hem seragam sekolahku. Memang agak mending sih, ketimbang aku hanya langsung memakai hem saja tanpa BH di dalamnya, jadi fungsi kaos singletku adalah sebagai pengganti BH.

Soal CD memang sejak usiaku masih anak-anak, aku lebih suka yang model sexy, namun saat SD aku tidak bisa berkutik karena Mamaku yang selalu membelikan semua kebutuhanku. Baru sejak SMP aku sudah bisa memilih model CD kesukaanku sendiri, karena saat itu aku sudah dipercaya untuk membeli kebutuhanku sendiri, walau uangnya tetap kudapat dari kedua orang tuaku.

Pada awalnya saat aku masih SMP, model CD yang kubeli masih biasa-biasa saja, karena untuk CD yang mini seperti model berenda atau G String rata-rata harganya masih sangat mahal untuk anak seusiaku, apa lagi aku dari kalangan keluarga yang hidupnya hanya pas-pasan.

Baru saat SMU aku bisa membeli dan memakai CD yang kuidam-idamkan dari sejak masih kecil, karena saat itu uang sakuku juga sudah mulai agak banyak, jadi aku bisa menabung dulu untuk membeli penutup alat vital yang kuidam-idamkan itu. Dan saat SMU-lah aku mulai terbiasa dengan memakai rok mini sebagai seragam sekolah.

Pokoknya sejak aku SMU-lah aku merasakan merdeka, bisa memiliki dan memakai CD berenda atau G String yang kuidam-idamkan. Bayangkan saja modelnya, keduanya hampir sama mininya, hanya yang satu berenda dan yang lainnya G String terbuat dari seutas tali nylon. Saat kukenakan melingkari pinggangku, yang model G String sedikit ada perbedaan, ada ikatannya di samping kanan dan kiri pinggangku.

Semua modelnya seperti bikini yang amat sangat mini, hanya ada secarik kain berbentuk segi tiga di bagian depan, fungsinya hanya mampu menutupi bagian depan liang vaginaku. Sedangkan CD berenda yang kumiliki bagian depannya berbentuk hati kecil dengan renda di pinggirannya.

Waktu SMP masih belum seberapa, namun baru saat aku SMU banyak teman sekolahku, baik teman sekelas atau dari kelas lain termasuk para guruku, sering menelan ludah saat aku lewat di hadapan mereka. Karena saat SMP rok bawahanku masih biasa-biasa seperti layaknya murid wanita yang lain, namun saat SMU aku sudah berani memakai rok mini saat sekolah.

Awalnya pihak sekolah memang melarang, namun lama kelamaan pihak sekolah mungkin bosan juga, atau mungkin juga kepala sekolahku merasa ada baiknya bisa ikut menikmati memandang pahaku yang mulus (Haa.. Haa.. Haa..!). Bukan GR lho, aku sejak kecil memang sudah cantik dan selalu menjadi bintang sekolah, bukan hanya bintang di kelas saja. Banyak cowok teman sekolahku yang menaksirku tapi mereka harus mundur dengan patah hati karena aku memang tidak mau terikat sejak dulu. Aku paling tidak suka dengan cowok yang egois, yang jika merasa sudah dekat denganku lalu yang lain tidak boleh lagi mendekatiku. Aku ingin dapat berteman tanpa ada ikatan apa lagi paksaan.

Pertama kali aku mengenal permainan sex adalah saat aku masih SMU, bukan sex sungguhan sampai ML. Maksudku, kami hanya sampai petting hingga oral sex saja, istilahku saat itu SSKTR (Sex Sex Kecil Tanpa Resiko). Bagaimana kisahnya, nanti akan kuceritakan pada kisahku yang akan datang, untuk kali ini aku akan menceritakan pengalaman masturbasiku yang pertama.

Aku pertama kali melakukan masturbasi saat masih duduk di bangku SMP. Aku sudah lupa waktunya, namun aku masih ingat saat itu aku masih duduk di bangku kelas dua SMP. Sebenarnya ada teman sekelasku yang kutaksir saat itu, namanya Joko. Anaknya pandai. Dia menjadi temanku saat kelas dua, karena saat masih kelas satu dia bersekolah di Solo, dan baru pada kelas dua orang tuanya pindah tugas ke Surabaya hingga Joko pun harus ikut pindah sekolah.

Banyak teman-teman cewekku yang juga menaruh perhatian pada Joko namun Joko anaknya cuek saja. Tidak seperti teman-teman cowokku yang saat itu yang sudah mulai puber dan banyak tingkahnya, Joko anaknya tenang, lebih pendiam dan sedikit berwibawa. Mungkin ini juga yang membuat teman-teman cewek lainnya jadi penasaran padanya.

Saat-saat aku di rumah, aku sering membayangkan bagaimana kalau seandainya Joko mencium bibirku, meremas payudaraku yang sudah tumbuh membesar itu. Bahkan aku juga membayangkan bagaimana kalau seandainya jari-jari tangan Joko membelai selangkanganku, menyentuh vaginaku yang bagian luarnya sudah mulai ditumbuhi bulu-bulu halus. Aku hanya bisa berandai-andai saja, namun aku juga tidak mengerti apakah itu yang dinamakan cinta atau hanya nafsu. Namun itulah yang kurasakan saat itu.

Saat mandi aku mulai sering meraba-raba payudara, selangkangan dan daerah erogenku yang lainnya. Namun aku belum pernah melakukan sesuatu sampai satu saat aku mengalami orgasme, bahkan saat itu aku pun belum tahu apa itu orgasme dan sebagainya. Aku semakin hari semakin asyik merabai tubuhku sendiri hingga aku mulai tahu dimana saja letak bagian tubuhku yang paling nikmat kalau disentuh.

Aku paling senang memainkan klitorisku dengan ujung jari sambil meremas-remas payudaraku. Liang vaginaku selalu becek kalau aku melakukan hal seperti itu. Ada cairan bening merembes keluar dari dalam liang vaginaku keluar membasahi sekitar selangkanganku.

Aku semakin berani menggesek-gesekkan jari ke belahan bibir vaginaku, sambil membayangkan kalau semua ini dilakukan oleh Joko. Kalau di kamar mandi aku selalu mengoleskan sabun cair dulu di seputar bagian luar vaginaku. Lain lagi kalau kulakukan di atas tempat tidur, sering kugunakan hand body lotion dulu, kulumuri di seputaran selangkanganku baru aku melakukan aktifitas.

Licinnya sabun cair atau body lotion tersbut menjadi lebih licin lagi saat bercampur dengan cairan bening yang mengalir keluar dari dalam liang vaginaku saat aku sudah mengalami nafsu yang sangat tinggi. Kumainkan klitorisku dengan ujung jari, kugesek-gesekkan sambil tanganku yang satu lagi tetap meremas-remas payudaraku dan memilin-milin puting susuku.

Aku merasakan sesuatu yang terasa akan meledak keluar dari dalam tubuhku, desakannya semakin lama semakin kuat hingga membuatku menggeliat tidak karuan. Bibirku terus mendesah menceracau bagaikan anak kecil yang tiba-tiba terserang demam yang tinggi, sampai akhirnya aku mengalami rasa ingin pipis, namun yang terjadi adalah adanya kedutan-kedutan di vaginaku.

Badanku menggigil hebat sekali, kurasakan ada sesuatu yang tumpah keluar dari dalam rahimku memenuhi seluruh bagian dalam liang vaginaku, membasahi dinding-dinding dalam vaginaku. Aku tidak tahu apakah ini yang dinamakan orgasme? Yang jelas setelah itu aku mengalami kelegaan yang amat sangat luar biasa. Bebanku menjadi hilang, badanku menjadi ringan, pokoknya sulit dilukiskan dengan kata-kata.

Belakangan baru kutahu bahwa itulah yang dinamakan orgasme, karena hal-hal itu makin sering kualami, paling tidak tiga kali dalam seminggu aku mengalami hal seperti itu, karena hampir tiga kali dalam seminggunya aku selalu melakukan masturbasi.

Terus terang saat masih SMP aku belum berani membiarkan teman cowokku menyentuhku walau sebanarnya dalam hati ingin sekali, namun aku masih takut akan aturan dan norma-norma pada saat itu. Apa lagi saat itu aku masih perawan dan pada anak seusiaku sudah ditanamkan betapa pentingnya arti sebuah keperawanan bagi anak gadis.

Ini pun mempengaruhi juga caraku melakukan masturbasi. Aku tidak berani memasukkan ujung jariku ke dalam liang vaginaku, karena aku takut keperawananku akan terenggut oleh jari-jariku sendiri. Padahal pada saat-saat tertentu saat bermasturbasi, ingin sekali rasanya aku memasukkan jariku ke dalam liang vaginaku yang terasa sangat gatal ingin digaruk saja rasanya. Biasanya hal ini terjadi pada saat aku hampir mengalami orgasme. Dorongan seperti itu datangnya kuat sekali. Tapi untungnya semua mampu kuatasi, aku bisa mencapai puncak kepuasan hanya dengan memainkan klitorisku dengan ujung jariku. Sementara jari tangan kiriku memainkan klitoris, jari tangan kananku menggosok-gosok belahan bibir vaginaku. Atau saat jari sebelah tanganku memainkan klitoris, tanganku yang lain meremas-remas payudaraku sambil sesekali memilin-milin puting susuku. Libidoku sejak SMP memang sudah sangat tinggi, aku paling tidak tahan kalau tidak melakukan masturbasi tiga kali dalam seminggu, rasanya selalu ingin uring-uringan saja.

Demikianlah sedikit pengalamanku pertama kalinya melakukan masturbasi.

Tamat