Aku dan Guruku

Saat itu aku masih sekolah di suatu SMPN yang cukup ternama di Medan. Aku baru saja pindah dan belajar mengenali suasana baru di sekolah itu. Pada waktu masuk kelas di hari pertama, saat itu kami akan bejar soal PMP (Pendidikan Moral Pancasila).

Ibu Rossi, nama guru PMPku itu, dia cantik, mungkin sekitar 30 tahunan usianya. Bodynya yahud menurutku dan yang jelas payuradaranya sangat besar dan menantang tegak. Saat beliau mengajar, aku tidak bisa melepaskan tatapanku pada tubuhnya yang menarik itu. Sebagai gambaran bu rossi menggunakan baju putih yang tembus pandang sehingga branya yang hitam sangat terlihat jelas. “Hei Kamu” dia memanggilku dengan menunjukku dengan suara keras, “Ibu sedang mengajar, kamu malah melamun” ujarnya. Sontak seluruh kelas langsung tertawa melihatku. “siapa nama kamu” tanyanya lagi. “andre bu” jawabku.

Setelah sekolah usai, kamu temui saya” katanya keras. “baik bu” jawabku lemas

Donny teman semejaku mengingatkanku untuk berhati-hati karena dia bisa galak sekali. Akupun mengangguk lemah mendengar uraiannya. Seusai sekolah akupun menemui bu rossi. Saat aku temui, dia langsung bertanya galak “kamu anak baru sudah melamun lagi”. Aku terdiam saja sambil memandangi bra hitamnya yang tercetak jelas itu. Ada sekira 1 jam dia menceramahi aku tentang pentingnya Pancasila. Saat dia menceramahi aku, aku memperhatikan payudara yang tertutup bra hitam itu. Aku membayangkannya sambil menelan ludah.

Saat dia selesai, dia menyuruhku untuk membuat paper tentang Pancasila. “aku dengar kamu pernah memenangni lomba tentang P4 waktu SD, ngga akan sulit bagimu untuk menulis paper tentang Pancasila kan?” aku terdiam sambil bertanya dimana aku bisa ambil bahan2nya. Bu rossi menyuruhku untuk mengambil bahannya besok pagi, karena rencananya selama seminggu sekolah kami akan ada kompetesi olahraga yang sudah dutin digelar. Akupun mengangguk dan mencatat alamatnya pada bukuku

Esok paginya aku pergi ke rumah bu rossi sambil diantar sopir, sesampainya disana, aku berpesan untuk ditinggal saja, karena letak rumahnya teletak tak jauh dari kantor ayahku.

Saat aku mengetuk pintu rumahnya yang asri, bu rossi sendiri yang membukakan pintu untukku. Akupun mengucapkan selamat pagi dan ia menyuruhku untuk duduk. “Andre, tunggu sebentar, ibu ambilkan bahan-bahannya dulu” ucapnya sambil meninggalkanku di ruang tamu. Tak lama kemudian dia kembali membawa setumpuk buku dan diletakkan di meja tamunya. Saat bu rossy meletakkan buku, jantungku berdesir keras, karena aku melihat payudaranya yang tidak ditopang oleh payudara, sehingga tampak menggantung bebas di balik kausnya yang lebar itu.

Diapun menutup pintu dan langsung menyalakan AC di ruang tamunya. Dalam hati aku bertanya dimana suami dan anaknya saat ini, ternyata dia langsung menjawab sambil tersenyum “suami saya sedang ke kantor, sementara anak saya belum lagi pulang dari liburannya di Jakarta”.

Saat aku sedang mengerjakan tugasku, aku mulai merasa jenuh dengan tugas ini. Sepertinya bu rossi mengetahui kesulitanku dan menawarkan bantuannya. “andre kita pindah ke meja makan yaa” ujarnya” akupun mengangguk. Bu rossi duduk persis diseberangku dan aku tidak dapat menahan pandangan mataku ke arah payudaranya.

Sambil tersenyum bu rossi berkata “kamu kenapa melihat ke dada ibu terus ndre?” dia berjalan mendekatiku dan memintaku berdiri dihadapannya. “kamu tertarik dengan ini ndre?” akupun menjawab “iiiiyyya bu”. Bu rossy tiba-tiba melepaskan kaosnya dan menarik tanganku untuk memegang payudaranya “kalau kamu mau, remas aja ndre” katanya. Akupun segera melaksanakan perintahnya dan langsung kuraba-raba payudaranya dengan ilmu yang telah kudapat selama di Dilli. Aku mendekatkan wajahku ke payudaranya dan mulai melumat kedua payudaranya dengan mulutku. Diapun mendesah “aaaah terrrus ndre, hisapanmu ennnakk sekali” katanya. Kepalanya bergerak liar sambil tangannya mendekap kepalaku dengan erat. Tangannya kemudian mulai menjarah ke arah penisku dan mulai meremas penisku dengan ganas. “oooh andre, enak banget ndre”. Dia pun mulai membuka baju dan celanaku dan kemudian berlutut di hadapanku sambil memegang penisku. Dia mulai menjilati dan mengulum penisku. Aku pun hanya terdiam sambil memegang kepalanya sambil berkata “terussss buuuu”. Dia mengulum penisku sambil matanya merem melek keenakan karena mulutnya terus disodok oleh penisku. Dia mengelurkan penisku dari mulutnya dan menempelkan penisku ke kedua payudaranya yang besar itu. Dia terus menggesek-gesekkan penisku. Setelah puas menggesek-gesekkan penisku dia memintaku untuk tiduran di lantai. Sambil memegang penisku bu rossi memasukkan penisku kedalam lubang kenikmatannya sambil berteriak kencang “oooohhhh ennnnnakkk andddree” setelah penisku berhasil masuk ke dalam lubang kenikmatannya, dia mencumbuku dengan ganas dan menggoyangkan tubuhnya. Bu rossi kemudian berteriak kalau dia mau mengeluarkan cairannya. Tak lama setelah bu rossi mengeluarkan cairannya, aku bertanya apakah aku boleh kencing di dalam, dia langsung berdiri dan kembali dan menarik tanganku agar aku berdiri juga. Setelah aku berdiri bu rossi kemudian kembali menghisap penisku dan saat itu aku mengeluarkan spermaku di dalam mulutnya dan juga mengelarkannya kembali ke wajahnya dan kedua payudaranya. Setelah kami berdua puas, bu rossi bertanya, apakah aku pernah berhubungan seks dengan orang yang lebih tua dariku. Sambil tersenyum, aku menjawab apapun keinginannya akan aku penuhi.

Setelah itu kami bergegas untuk berkemas agar tidak meninggalkan jejak.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar